kickstand-project.org – Di setiap perayaan hari raya, keberadaan kaleng-kaleng biskuit menjadi suatu yang tak terpisahkan dari tradisi. Bukan hanya sebagai makanan lezat, kaleng biskuit ini juga sering menjadi subjek meme di media sosial. Bernardus Prasodjo, seorang ilustrator berbakat, adalah nama di balik desain kemasan kaleng-kaleng biskuit yang ikonik tersebut, yang telah menjadi bagian tak terlupakan dari perayaan.
Desain Kemasan Kaleng Biskuit: Karya Bernardus Prasodjo
Meskipun banyak orang telah beralih membuat kue kering sendiri, pembelian biskuit kaleng tetap menjadi tradisi. Biskuit merek Khong Guan, Nissin Wafers, dan Monde Butter Cookies tetap menjadi favorit. Bernardus Prasodjo, sang ilustrator, telah memberikan sentuhan seni pada kemasan produk-produk ini, menjadikannya simbol khas dalam perayaan Lebaran.
Pengakuan dan Warisan Kreatif
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengakui karya Bernardus tidak hanya pada kaleng biskuit, tetapi juga pada desain logo Gandy Steak House & Bakery serta sirup Marjan. Andreas Prasadja, putra Bernardus, membagikan potret ayahnya bersama kreasi desainnya yang telah menjadi bagian dari memori kolektif masyarakat.
Diskusi Netizen Tentang Misteri di Kemasan Khong Guan
Pada sebuah unggahan Kemenparekraf, netizen menunjukkan rasa penasaran mengenai sosok ayah yang tidak terlihat di kemasan kaleng Khong Guan, yang hanya memperlihatkan sosok perempuan dan dua anak. Pertanyaan ini telah menjadi topik diskusi selama bertahun-tahun di kalangan pengguna internet.
Kaleng Biskuit dan Kegunaan Lainnya
Sebuah candaan yang sering muncul di media sosial adalah mengenai isi kaleng biskuit ini yang seringkali bukan biskuit, tetapi rengginang, opak, atau emping. Netizen bercanda bahwa, apa pun mereknya, kaleng tersebut sering digunakan kembali untuk berbagai keperluan lain, menunjukkan sisi multifungsi dari kemasan ini di banyak rumah.
Refleksi dan Apresiasi Seni Desain Kemasan
Pertemuan antara tradisi dan seni dalam kemasan kaleng biskuit ini menegaskan pentingnya pekerjaan ilustrator seperti Bernardus Prasodjo. Karyanya tidak hanya menghiasi meja-meja di hari raya, tetapi juga menjadi bagian dari cerita dan budaya populer, mengingatkan kita akan nilai estetis dan historis yang dibawa oleh desain produk sehari-hari.
